Info Warga – Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (Menteri Song Mi-ryeong) dan Korea Agro-Fisheries & Food Trade Corporation (Presiden Kim Chun-jin) dengan sukses menyelenggarakan acara ‘K-Food Fair’ di ibu kota Indonesia, Jakarta, selama empat hari dari tanggal 11 hingga 14 Juli 2024.
Acara ini diselenggarakan untuk mempersiapkan implementasi wajib sertifikasi halal di Indonesia yang akan dimulai pada Oktober tahun ini, serta untuk mempromosikan keunggulan K-Halal Food kepada konsumen Muslim setempat secara besar-besaran.
Pertama, ‘Pertemuan Konsultasi Ekspor B2B’ yang berlangsung dari tanggal 11 hingga 12, melibatkan 32 perusahaan ekspor K-Food dan 106 pembeli berpengaruh dari Indonesia, Australia, dan Selandia Baru.
Dalam dua hari, 526 konsultasi dilakukan dengan total nilai konsultasi mencapai $53 juta. Selain itu, ada 23 nota kesepahaman (MOU) dan kontrak di tempat yang ditandatangani dengan nilai total $6,7 juta untuk produk minuman, makanan siap saji, dan saus.
Selanjutnya, dalam ‘Seminar Halal’, BPJPH diundang untuk memberikan informasi kepada eksportir dan pembeli tentang perkembangan pelaksanaan wajib sertifikasi halal di Indonesia.
Korea Muslim Federation (KMF) yang telah menandatangani perjanjian saling pengakuan (MRA) dengan Indonesia juga memberikan penjelasan rinci tentang prosedur sertifikasi halal dan metode pendaftaran untuk pengakuan timbal balik.
Melani, seorang manajer pembelian dari Hero Supermarket, mengatakan, “Mendapatkan penjelasan langsung dari BPJPH yang mengelola kebijakan wajib sertifikasi halal adalah kesempatan yang sangat baik. Saya senang melihat perusahaan ekspor Korea secara proaktif menanggapi kebijakan ini, sehingga diharapkan distribusi dan penjualan K-Halal Food akan berjalan lancar setelah Oktober.”
Pada tanggal 13 dan 14, acara B2C untuk konsumen diadakan pada akhir pekan dengan mengoperasikan zona halal dan stan pameran untuk menjual makanan halal serta mempromosikan K-Halal Food secara intensif. Selain itu, 18 perusahaan importir K-Food mengoperasikan stan masing-masing untuk secara efektif mempromosikan keunggulan K-Food kepada konsumen setempat dan mendorong pembelian langsung melalui sesi mencicipi di tempat.
Lebih lanjut, bekerja sama dengan Korean Cultural Center, Korea Tourism Organization, dan Association of Korean Restaurants in Indonesia, berbagai acara budaya seperti pertunjukan tari K-Pop, pertunjukan musikal, demonstrasi barista Korea, pengalaman budaya Korea, dan demonstrasi serta mencicipi masakan Korea berbasis K-Food, diadakan untuk memberikan pengalaman komprehensif K-Culture kepada lebih dari 100 ribu pengunjung setempat.
Desi, salah satu pembeli produk K-Halal Food di zona halal acara B2C, berkata, “Ini adalah kesempatan bagus untuk merasakan berbagai makanan dan budaya Korea. Saya tidak tahu bahwa ada begitu banyak makanan halal dari Korea, dan saya akan lebih percaya diri untuk membeli berbagai produk-produk Korea selanjutnya.”
Kwon Oh-yeop, Direktur Ekspor Makanan, mengatakan, “Dengan populasi 280 juta, Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang tidak terbatas dan memegang populasi Muslim terbesar di dunia, menjadikannya batu loncatan ke pasar halal global. Kami akan terus mendukung K-Halal Food agar lebih dicintai di Indonesia melalui acara ini yang diselenggarakan sebagai bagian dari tahun pertama implementasi wajib sertifikasi halal di Indonesia.”
Hingga Juni tahun ini, nilai ekspor produk pertanian, kehutanan, dan perikanan Korea ke Indonesia mencapai $135 juta, meningkat 6,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Produk utama yang memimpin pertumbuhan ini termasuk produk kopi senilai $34 juta (naik 17,3% dibandingkan tahun sebelumnya), minuman senilai $13 juta (naik 15,8%), dan mie instan senilai $7 juta (naik 25,8%).